WAMENA, SUARAPAPUA.com --- Kelompok Usaha Tani (KUT) Wania, Distrik
Hubikiak, Jayawijaya, Papua, memamerkan hasil usahanya di Wamena, Jumat
(15/1/2016).
Jenis usaha yang dikembangkan KUT Wania yakni ternak babi, ayam, Bahan Bakar Minyak (BBM), dan jual beli daging potong (babi).
“Hari ini kami tampilkan hasil perdana. Hasil usaha kelompok kami
berupa ternak babi, ayam, jual beli daging Wam (babi), dan usaha BBM,”
kata ketua KUT Wania, Ketias Wenda pada pembukaan acara pameran, siang
tadi di Wamena.
Wenda menjelaskan, KUT Wania dimulai sejak tahun 2010 di Kampung Hetuma (Pasar Baru), Distrik Hubikiak.
“Dari kelompok Wania, usaha ternak babi berjumlah 120 ekor,” imbuhnya.
“Anggota kelompok kami ada 20 orang. Kami selama ini tanpa
dorongan dari siapapun, hanya kelompok tani ini sendiri, jadi bersifat
swadaya kelompok,” kata Wenda.
Kelompok usaha tani yang dipimpin Ketias Wenda memiliki 10 sub kelompok.
“Karyawan khusus ada 5 orang dan mereka dikasih gaji perbulan satu juta rupiah,” katanya.
Tahun lalu kelompok usaha ini menyampaikan proposal ke pemerintah
daerah. “Kami pernah masukan surat permohonan kepada Pemerintah
Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2015. Tetapi, dijanji tahun 2016 dan
saat ini kami menunggu jawabannya,” tutur Wenda.
Ia menambahkan, hasil usahanya yang dipamerkan hari ini agar ada
penilaian tersendiri. “Ya, inilah saatnya kita harus pamerkan hasil
pertama sebelum pemerintah melihat dan menilai.”
Dengan pameran hasil usaha tersebut, pihaknya berharap agar
pemerintah daerah dapat mengangkat dan mendorong potensi-potensi petani
yang ada di wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Diakuinya, usaha yang dirintis sejak tahun 2010 itu cukup
prospek. “Setiap hari hasil usaha kami biasa jual di Pasar Jibama,” kata
Ketias Wenda.
Sekretaris KUT Wania, Yelinus Kogoya menegaskan, selepas pameran ini, usahanya tetap akan dilanjutkan.
Menurut Kogoya, tahun ini mereka akan kembangkan usaha-usahanya lebih baik lagi.
“Satu bagian usaha yang menjadi target utama kami pada tahun ini
adalah usaha BBM. Selama ini belum ada tempat jual, biasanya di pinggir
jalan saja. Jadi, kami mau dalam ruko,” tutur Kogoya.
Wenda maupun Kogoya berharap, pemerintah daerah melirik KUT Wania
agar usahanya berkembang baik. Juga tentunya dengan hasil usahanya
dapat menjamin nasib para karyawan.
Editor: Mary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar