Papua adalah satu,
yakni Negara Papua Barat. Papua bukan hal baru yang diutarakan, namun Papua
sering ditulis, bahkan disapa adalah “West Papua”. Oleh sebab itu, kami orang dan
tanah Papua mengucapkan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Gusdur
atas pemberian nama Papua. Sebelumnya, Papua dikenal dengan sebutan Irian Jaya,
yang kemudian diubah menjadi Papua pada awal Januari 2000. Papua bukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). West Papua mempunyai lambang dan lagu
kebangsaan sendiri. Sebenarnya, ini sudah menunjukkan “Papua sudah merdeka”.
Orang Papua memperingati 1 Desember 1969 sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat. Hari
tersebut sebagai dekolonisasi di Papua. Orang dan tanah Papua biasanya
mengadakan doa dan aksi secara terbuka, transparan, dan demokrasi itu adil.
Jika digelar demikian, itu tidak salah, sebab Papua sudah merdeka. Namun,
salahnya NKRI karena melakukan
tindakan-tindakan yang tidak manusiawi terhadap orang Papua. Salah satu
ilustrasi, orang Papua dibunuh seperti binatang.
Tanah Papua sudah Merdeka, tetapi kenapa pembunuhan oleh
Indonesia terus terjadi terhadap orang Papua di mana-mana? Setiap tahun, bulan,
minggu, hari, jam, dan detik, bahkan
menit kematian orang Papua meningkatseperti sungai yang tak pernah hentioleh
TNI dan Polri. NKRI tidak takutkah kepada orang Papua?Papua merupakan daerah
yang sudah Merdeka. Indonesia terus
menjajah, memenjarakan, menganeksasi, mengintimidasi, dan meneror Papua.
Kongres Rakyat Papua (KRP) III di lapangan Zakeus, Padang
Bulan, Abepura, Kota Jayapura, pada17-19 Oktober 2011, berakhir tragis. Tiga
orang tewas dan belasan luka-luka. Polisi membubarkan paksa karena menilai
pertemuan akbar orang Papua itu makar. Saat kongres seluruh komponen perjuangan
Papua Merdeka menghadiri untuk menentukkan nasib sendiri. Pada saat itu, digelar pemilihan presiden
Papua. Presiden Papua yang terpilih adalah Forkorus Yaboisembut sebagai Dewan
Adat Papua (DAP) saat itu. Perdana Menteri yang terpilih adalah Edison Waromi
dan August Makbrawen Sananay Kraar. Sementara Selpius Bobii sebagai Ketua
Panitia Kongres, dan Dominikus Sirabut, aktivis HAM Papua.
Indonesia stop bunuh-bunuh orang Papua. Orang Papua berhak
untuk bersuara demi kebenaran banyak orang. Daerah Papua dijadikan pertumpahan
darah yang dikategorikan dosa terhadap Tuhan dan pelanggaran UUD milik
Indonesia serta HAM. Bnyak tokoh perjuangan yang dibunuh secara tidak
manusiawi, seperti Mako Tabuni yang ditembak mati tanpa alasan jelas dan akurat
di Perumas III Waena, Jayapura.
Dewan Adat Papua (DAP), Theys Hiyo Eluay sebagai Pahlawan
Papua juga dibunuh tragis. Nyawanya menyelapkan pada tanggal 10 November 2001.
Tindakan kekerasan ini dibunuh pada tempat yang tidak jelas. Ini perbuatan yang dilakukan oleh TNI Polri.
Theys dimakamkan di Sentani, Jayapura.
Abe Berdarah tanggal 16 Maret 2006 yang terjadi kira-kira
pukul 12.25 WIT. Saat itu, himbauan tidak diindahkan ratusan mahasiswa. Mereka
tetap memilih duduk bertahan di jalan raya, tepat depan Gapura Kampus
Universitas Cenderawasih, Jayapura. Aparat Militer telah melakukan pelanggaran
HAM berat terhadap mahasiswa dalam peristiwa “Uncen Berdarah”. Ini tentu
menimbulkan sikap ketidakpercayaan rakyat Papua terhadap Negara Indonesia.
Baru-baru saja terjadi penembakan Timika, Papua. Suku Kamoro
menjadi korban tanpa alasan yang jelas dari oknum TNI yang menewaskan dua warga
atas nama Imanuel Mairimau (23) dan Yulianus Okoare (23) di Koperaok, tepatnya
sekitar 50 meter dari Pos Gorong-Gorong, Timika.
NKRI tidak malu dalam tindakan-tindakan pelanggaran HAM
berat yang sedang, sudah, dan terus mereka lakukan kepada orang Papua. Nama
NKRI terkenal di luar negeri karena Papua atas segala penghasilan sumber alam
yang diambil, baik laut dan darat yang ada di Papua, serta
pelanggaran-pelanggaran HAM yang NKRI lakukan.
Bukan NKRI saja, tapi seluruh dunia bisa dijamin oleh Negara
Papua, salah satunya dari penghasilan yang dikelola PT Freeport Indonesia di
Tembagapura, Timika. Ini yang biasa dikelan dengan dapur dunia. Pemerintah
Provinsi Papua harus ditutup PT Freeport Papua itu, karena hasilnya orang lain
yang menikmati, sedangkan orang asli Papua (OAP) selalu menderita dan menjadi
penonton setia di atas kekayaan sendiri.
Indonesia tidak memberikan kesempatan kepada orang Papua
untuk menduduki jabatan tertentu di
Jakarta. Selain itu, orang Papua tidak bisa caleg Presiden dan Wakil
Presiden dalam NKRI.
Hal tersebut menandakan bahwa Papua adalah Negara West Papua
yang sudah merdeka pada 1 Desember 1969. NKRI tidak malukah tinggal di orang
punya daerah dan bunuh-bunuh orang Papua? Itupun numpang saja, NKRI tetap akan
pulang ke daerahmu.
Negara Indonesia harus adakan dialog Jakarta-Papua sebagai
solusi atau satu strategis demi penyelesaian masalah-masalah Papua yang sedang
terjadi di Papua. Jaringan Damai Papua (JDP) sudah menerbitkan buku sebagai
panduan dan bukti untuk siap dilaksanakan dialog. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar